Kamis, 21 November 2013

Sejarah Umar bin Khatab r.a

Umar bin Khattab r.a
·       Proses Terpilihnya menjadi khalifah
Di samping ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya Umar Ibnul Khattab r.a. terkenal sebagai orang yg bertabiat keras tegas terus terang dan jujur. Sama halnya seperti Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. sejak memeluk Islam ia menyerahkan seluruh hidupnya utk kepentingan Islam dan muslimin. Baginya tak ada kepentingan yg lbh tinggi dan harus dilaksanakan selain perintah Allah dan Rasul-Nya.
Kekuatan fisik dan mentalnya ketegasan sikap dan keadilannya ditambah lagi dgn keberaniannya bertindak membuatnya menjadi seorang tokoh dan pemimpin yg sangat dihormati dan disegani baik oleh lawan maupun kawan. Sesuai dgn tauladan yg diberikan Rasul Allah s.a.w. ia hidup sederhana dan sangat besar perhatiannya kepada kaum sengsara terutama mereka yg diperlakukan secara tidak adil oleh orang lain.
Bila Abu Bakar Ash Shiddiq r.a. menjadi Khalifah melalui pemilihan kaum muslimin maka Umar Ibnul Khattab r.a. dibai’at sebagai Khalifah berdasarkan pencalonan yg diajukan oleh Abu Bakar r.a. beberapa saat sebelum wafat. Masa kekhalifahan Umar Ibnul Khattab r.a. berlangsung selama kurang lbh 10 tahun.
·       Usaha yang dilakukan selama menjadi khalifah
Di bawah pemerintahannya wilayah kaum muslimin bertambah luas dgn kecepatan luar biasa. Seluruh Persia jatuh ke tangan kaum muslimin. Sedangkan daerah-daerah kekuasaan Byzantium seluruh daerah Syam dan Mesir satu persatu bernaung di bawah bendera tauhid. Penduduk di daerah-daerah luar Semenanjung Arabia berbondong-bondong memeluk agama Islam. Dengan demikian lslam bukan lagi hanya dipeluk bangsa Arab saja tetapi sudah rnenjadi agama berbagai bangsa.
Sukses gilang-gemilang yg tercapai tak dapat dipisahkan dari peranan Khalifah Umar Ibnul Khattab r.a. sebagai pemimpin. Ia banyak mengambil prakarsa dalam mengatur administrasi pemerintahan sesuai dgn tuntutan keadaan yg sudah berkembang. Demikian pula di bidang hukum. Dengan berpegang teguh kepada prinsip-prinsip ajaran Islam dan dgn memanfaat­kan ilmu-ilmu yg dimiliki para sahabat Nabi Muhammad s.a.w. khususnya Imam Ali r.a. sebagai Khalifah ia berhasil menfatwakan bermacam-macam jenis hukum pidana dan perdata disamping hukum-hukum yg bersangkutan dgn pelaksanaan peribadatan.
Tetapi bersamaan dgn datangnya berbagai sukses sekarang kaum rnuslimin sendiri mulai dihadapkan kepada kehidupan baru yg penuh dgn tantangan-tantangan. Dengan adanya wilayah Islam yg bertambah luas dgn banyaknya daerah-daerah subur yg kini menjadi daerah kaum muslimin serta dgn kekayaan yg ditinggalkan oleh bekas-bekas penguasa lama kaum muslimin Arab mulai berkenalan dgn keni’matan hidup keduniawian.

Hanya mata orang yg teguh iman sajalah yg tidak silau melihat istana-istana indah kota-kota gemerlapan ladang-ladang subur menghijau dan emas perak intan-berlian berkilauan. Kaum muslimin Arab sudah biasa menghadapi tantangan fisik dari musuh-musuh Islam yg hendak mencoba menghancurkan mereka tetapi kali ini tantangan yg harus dihadapi jauh lbh berat yaitu tantangan nafsu syaitan yg tiap saat menggelitik dari kiri-kanan muka-belakang.
Tantangan berat itulah yg mau tidak mau harus ditanggulangi oleh Khalifah Umar Ibnul Khattab r.a. Berkat ketegasan sikap kejujuran dan keadilannya dan dgn dukungan para sahabat Rasul Allah s.a.w. yg tetap patuh pada tauladan beliau Khalifah Umar r.a. berhasil menekan dan membatasi sekecil-kecilnya penyelewengan yg dilakukan oleh sementara tokoh kaum muslimin. Pintu-pintu korupsi ditutup sedemikian rapat dan kuatnya. Tindakan tegas dan keras cepat pula diambil terhadap oknum-oknum yg bertindak tidak jujur terhadap kekayaan negara. Sudah tentu ia memperoleh dukungan yg kuat dari semua kaum muslimin yg jujur sedangkan oknum-oknum yg berusaha keras memperkaya diri sendiri keluarga dan golongannya pasti melawan dan memusuhinya.
Selama berada di bawah pemerintahan Khalifah Umar Ibnul Khattab r.a. musuh-musuh kaum muslimin memang tidak dapat berkutik. Namun bahaya latent yg berupa rayuan kesenangan hidup duniawi tetap tumbuh dari sela-sela ketatnya pengawasan Khalifah.
Dalam menghadapi tantangan yg sangat berat itu Khalifah Umar r.a. tidak sedikit menerima bantuan dari Imam Ali r.a. Dalam masa yg penuh dgn tantangan mental dan spiritual itu Imam Ali r.a. menunjukkan perhatiannya yg dalam.
Dengan segenap kemampuan dan kekuatannya Khalifah Umar Ibnul Khattab r.a. bersama para sahabat-sahabat Rasul Allah s.a.w. berusaha keras mengendalikan situasi yg hampir meluncur ke arah negatif.
Umar r.a. sering berkeliling tanpa diketahui orang utk mengetahui kehidupan rakyat terutama mereka yg hidup sengsara. Dengan pundaknya sendiri ia memikul gandum yg hendak diberikan sebagai bantuan kepada seorang janda yg sedang ditangisi oleh anak-anaknya yg kelaparan.
Jika Umar r.a. mengeluarkan peraturan baru anggota-anggota keluarganya justru yg dikumpulkannya lbh dulu. Ia minta supaya semua anggota keluarganya menjadi contoh dalam melaksanakan peraturan baru itu. Apabila di antara mereka ada yg melakukan pelanggaran maka hukuman yg dijatuhkan kepada mereka pasti lbh berat daripada kalau pelanggaran itu dilakukan oleh orang lain.
Dengan kekhalifahannya. itu Umar Ibnul Khattab r.a. telah menanamkan kesan yg sangat mendalam di kalangan kaum muslimin. Ia dikenang sebagai seorang pemimpin yg patut dicontoh dalam mengembangkan keadilan. Ia sanggup dan rela menempuh cara hidup yg tak ada bedanya dgn cara hidup rakyat jelata. Waktu terjadi paceklik berat sehingga rakyat hanya makan roti kering ia menolak diberi samin oleh seorang yg tidak tega melihatnya makan roti tanpa disertai apa-apa. Ketika itu ia mengatakan: “Kalau rakyat hanya bisa makan roti kering saja aku yg bertanggung jawab atas nasib mereka pun harus berbuat seperti itu juga.”

·       Wafatnya Umar Ibnul Khattab r.a.
Umar Ibnul Khattab r.a. wafat setelah menderita sakit parah akibat luka-luka tikaman senjata tajam yg dilakukan secara gelap oleh seorang majusi bernama Abu Lu’lu-ah. Dalam keadaan kritis di atas pembaringan pemimpin ummat Islam ini masih sempat meletakkan dasar prosedur bagi pemilihan Khalifah penggantinya. Rasa tanggung jawabnya yg besar atas kesinambungan kepemimpinan ummat Islam masih tetap merisaukan hatinya walaupun maut sudah berada di ambang kehidupannya.
Dalam saat yg gawat itulah ia meminta pendapat para penasehatnya yg dalam catatan sejarah terkenal dgn sebutan “Ahlu Syuro” tentang siapa yg layak menduduki atau memegang pimpinan tertinggi ummat Islam.
Umar Ibnul Khattab r.a. memang terkenal sebagai tokoh besar yg memiliki jiwa kerakyatan. Sehingga ketika di antara penasehatnya ada yg mengusulkan supaya Abdullah bin Umar putera sulungnya ditetapkan sebagai Khalifah pengganti dgn cepat Umar r.a menolak. Ia mengatakan: “Tak seorang pun dari dua orang anak lelakiku yg bakal meneruskan tugas itu. Cukuplah sudah apa yg sudah dibebankan kepadaku. Cukup Umar saja yg menanggung resiko. Tidak. Aku tidak sanggup lagi memikul tugas itu baik hidup ataupun mati!” Demikian kata Umar r.a. dgn suara berpacu mengejar tarikan nafas yg berat.
Sehabis mengucapkan kata-kata seperti di atas Umar r.a. lalu mengungkapkan bahwa sebelum wafat Rasul Allah s.a.w. telah merestui 6 orang sahabat dari kalangan Qureiys. Yaitu Ali bin Abi Thalib ‘Utsman bin Affan Thalhah bin ‘Ubaidillah Zubair bin Al ‘Awwam Sa’ad bin Abi Waqqash dan Abdurrahman bin ‘Auf. “Aku berpendapat” kata Umar r.a. lbh jauh “sebaiknya kuserahkan kepada mereka sendiri supaya berunding siapa di antara mereka yg akan dipilih.”

Posisi Guru dan Murid

Memahami Posisi Guru dan Murid


BAGAIKAN dua sisi mata uang, guru dan murid merupakan dua wujud yang tidak dapat dipisahkan. Seseorang tidak akan dipanggil guru jika tidak memiliki seorang murid. Sebaliknya, seorang anak tidak akan disebut seorang murid jika tidak memiliki guru.

Akan pentingnya arti seorang guru dan murid, islam telah menempatkan mereka pada posisi yang paling mulia. Sebagaimana yang tercatat di dalam sebuah hadis Rosul SAW. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. " yang paling baik kedudukannya diantara kalian adalah guru yang mengajarkan al-Qur'an (ilmu) dan murid yang mempelajarinya”.

Berbicara tentang guru dan murid, kita tidak boleh memprioritaskan salah satunya dan meremehkan yang lain. Sebab, sejatinya seorang guru merupakan penyambung mata rantai peradaban dunia ini, sedang seorang murid merupakan penerus estafet dari seorang guru untuk terus menjaga, membangun dan mengembangkan peradaban menuju yang lebih baik.

Guru dan murid, meskipun memiliki pahala (kedudukan) yang sama di dalam Islam, tetap merupakan dua wujud yang berbeda Posisinya. Dalam hal ini guru menempati posisi sebagai tauladan dan orang yang sempurna. Sedangkan murid menempati posisi sebagai pencari tauladan yang dapat dicontoh untuk menuju ke arah kesempurnaan itu.

Untuk dapat menempatkan kedua wujud itu secara proporsional, disini yang banyak dituntut untuk aktif adalah seorang guru, bukan seorang murid. Sebab, bagaikan seorang anak, murid tidak dituntut untuk memahami gurunya (ibunya), tetapi si gurulah yang harus memahami murid itu.

1.    Guru Pelupa
Guru yang satu ini terkadang masih suka memberikan tugas atau PR, namun begitu pertemuan berikutnya di kelas, beliau lupa akan tugas yang diberikannya.

2.    Guru pandai mendongeng


Guru yang ini lebih dicintai sama murid-muridnya ketimbang Guru Pelupa. Karena Guru yang ini biasanya berhenti mengajar di tengah-tengah pelajaran, berdiri terdiam, menghadap ke langit-langit kelas, tersenyum dan kemudian berkata
“Bapak jadi inget, dulu waktu bapak sekolah…….”
*dongeng pun dimulai*

3.    Guru sayang papan tulis


Guru model begini biasanya mengajar pelajaran eksak seperti matematika, fisika ataupun kimia. Karena begitu banyak rumus dan cara yang harus di tulis di papan tulis, sang guru terlihat sibuk sendiri menatap papan tulis dan menjelaskan satu-persatu rumus-rumus njelimet itu ke papan tulis. bukan kearah murid. Dengan begitu para murid dapat bebas melakukan aktivitas ‘belajar’ lainnya sambil melihat sang guru yang asyik berbicara dengan papan tulis.

4.    Inget Mulu Sama Tugas

Bahkan pas lagi nggak ada tugas, dia berasa ada tugas terus.

5.    Datang Telat, Pulang Ngaret

Dia yang datang telat, tapi lalu menunda waktu selesai pelajaran untuk mengganti waktu keterlambatannya tadi, alhasil, kita deh yang jam pulangnya jadi semakin lama.




Agar dapat memahami murid dengan baik, seorang guru dituntut untuk mengetahui dengan jelas tentang potensi-potensi yang tersimpan di setiap diri seorang murid. Menurut Romlah, dalam bukunya "Psikologi Pendidikan" seorang murid itu setidak-tidaknya memiliki enam potensi dasar. Yaitu :

Pertama, bakat dan kecerdasan. Keduanya merupakan kemampuan pembawaan yang berpotensial untuk mengacu pada perkembangan kemampuan kognitif (ilmiah) dan keahlian (profesi).

Kedua, naluri (insting). Yaitu sebuah kemampuan untuk melakukan sesuatu tanpa melalui proses pembelajaran.

Ketiga, nafsu, yang meliputi: nafsu lawwamah (pendorong ke arah tingkah laku yang tercela), nafsu ammarah (pendorong ke arah perbuatan yang merusak), nafsu birahi (pendorong ke perbuatan seks), dan nafsu muthmainnah (pendorong ke arah ketaatan kepada Allah SWT).

Keempat, karakter(watak asli) atau tabiat manusiawi. Yaitu kemampuan psikologis yang terbawa sejak lahir dan selalu terkait dengan tingkah laku, moral, sosial, dan etika seseorang.

Kelima, keturunan (hereditas). Yaitu faktor menerima kemampuan dasar dari kedua orang tua sampai pada keturunan urutan lebih atas.

Terakhir, intuisi (ilham). Yaitu kemampuan psikologis seseorang untuk menerima ilham dari Tuhan.

Dengan mengetahui keenam potensi yang dimiliki oleh setiap murid tersebut, seorang guru diharapkan dapat mengetahui hakikat seorang murid. Sehingga mampu mendeteksi, sebenarnya gejala apa yang dialami oleh seorang murid sehingga berani melakukan perbuatan yang mungkin dianggap menyimpang.

Dengan demikian seorang guru akan mampu mencarikan solusi yang tepat untuk mengatasi setiap permasalahan yang ditemui selama kegiatan belajar itu berlangsung, khususnya permasalahan yang muncul dari deviasi tingkah laku anak didik.

Perbandingan Pemerintahan Indonesia dengan AS dalam segi Perspektif

Perbandingan Pemerintahan Indonesia dan Amerika Serikat dari Berbagai Perspektif


a.      Dalam Perspektif Pemerintahan
Ø Baik INA maupun AS keduanya menganut sistem trias politika. Letak perbedaanya terdapat pada penerapan secara utuh dari AS di mana INA menganut distribution of power sedangkan AS menganut Separation of Power dengan Checking power with Power. Di Indonesia, masing-masing lembaga pemerintahan terdapat pembagian kekuasaan, sehingga ada kewenangan legislatif dan yudikatif yang juga dimiliki oleh presiden, seperti kewenangan mengajukan RUU (legislatif) dan member grasi, abolisi, dan amnesty (Yudikatif). Sementara di AS, terdapat suatu pemisahan yang tegas diantara lembaga pemerintahannya dengan mengawasi kekuasaan dengan kekuasaan sehingga check and balanced dapat terwujud, seperti Congress memiliki kekuasaan untuk: membuat Undang Undang Fideral, menyatakan perang, menyetujui perjanjian, the power of purse (pembatasan pendanaan) dan impeachment (menurunkan pemerintah). Presiden memiliki kekuasaan: Komando tertinggi militer, memveto Rancangan Undang-Undang (RUU), menandatangani RUU untuk menjadi UU, menunjuk kabinet dan pejabat negara dan menegakkan UU dan peraturan. Supreme Court berwenang untuk: menafsirkan UU dan memastikan UU sesuai dengan Konstitusi (UUD). Selain itu juga ada suatu keunikan tersendiri yang dimiliki AS dalam legislatifnya, di mana Kedua badan dalam kongres ini memiliki kekuasaan/ kedudukan yang sama. Perundang-undangan tidak dapat diundangkan tanpa keterlibatan dari kedua badan ini. Namun, masing-masing memiliki keunikan otoritas. Seperti, Senat memiliki otoritas dalam meratifikasi perjanjian dan memberikan persetujuan untuk posisi penting dalam pemerintahan. Sedangkan House memiliki otoritas dalam perancangan UU dan juga melakukan impeachment (pemberhentian presiden), namun proses ini harus melalui peradilan yang merupakan hak dari Senat.
Ø Di Indonesia, terdapat suatu hirarkis tata per-Undang-Undangan mulai dari UUD’45 hingga perda. Sedangkan di AS, semua kebijakannya harus dalam bentuk per-UU.
Ø Dalam hal peradilan, di Indonesia kekuasaan peradilan terbagi lagi antara MA, MK, dan KY yang dipilih oleh presiden sedangkan di AS dalam hal ini supreme court, Anggota Hakim Agung dipilih oleh presiden melalui persetujuan senat. Hakim Agung akan memiliki masa bakti seumur hidup. Hal ini untuk memperkuat independensinya. Supreme Court memiliki hak untuk membatalkan UU bila dinilai tidak sesuai dengan Konstitusi (UUD).

b.      Dalam Perspektif Politik
Ø Sistem Pemilu di INA jauh berbeda dengan sistem pemilu yang ada di AS, di mana INA menganut sistem multi partai sedangkan di AS dwi partai sekalipun ada partai-partai kecil yang juga ikut ambil bagian dalam pemilu. Di INA, pemilu anggota legislatif dan presiden selama lima tahun sekali yang waktunya tidak serentak. Di AS untuk senat, mereka dipilih langsung oleh Rakyat State setiap 6 tahun sekali. Namun, pemilihan senat dilakukan tidak serempak secara keseluruhan. Melainkan setiap 2 tahun, 1/3 dari anggota, melakukan pemilihan ulang. Hal ini dimaksudkan agar Senate bersifat lebih independen terhadap perubahan masyarakat. Sedangkan untuk Anggota House, dipilih langsung oleh rakyat setiap 2 tahun sekali. Hal ini dimaksudkan agar House merepresentasikan dinamisme di masyarakat. Selain itu juga di AS ada pemilihan pejabat setempat, seperti tax assessor, dog catcher dsb.
Ø Perbedaan lainnya terdapat pada pemilu presiden, di mana di INA presiden dipilih oleh rakyat secara langsung 5 tahun sekali dan diperbolehkan terdapat calon independen, sedangkan di AS Presiden dipilih setiap 4 tahun sekali. Presiden dipilih secara tidak langsung oleh rakyat. Artinya, presiden dipilih oleh "Electoral College" yang merupakan perwakilan dari rakyat.Anggota Electoral College (Elector) berjumlah 435 (sejumlah House) + 100 (sejumlah Senate) + 3 yang merupakan perwakilan dari Washington DC. Yang berarti total 538 elector. Elector akan dipilih sebulan menjelang pemilihan presiden yang di tiap negara bagian memiliki cara yang berbeda. Calon presiden yang dapat memenangkan 270 atau lebih suara electoral akan menjadi presiden US berikutnya.
Ø Dalam politik luar negerinya, INA mengambil posisi bebas dan aktif yang hingga kini menurut penulis, tidak jelas ke mana arahnya dikarenakan INA cendrerung terintervensi oleh kebijakan luar. Sedangkan di AS, tampak sebagai raja dunia baik melalui lembaga internasional seperti PBB (sebagai anggota kehormatan) dikarenakan mempunyai posisi yang kuat dalam konstalasi global.

c.       Dalam Perspektif Ekonomi
Ø Dalam kehidupan ekonomi, Indonesia menganut suatu sistem ekonomi kerakyatan yang sebenarnya mulai menemukan bentuk pada masa orde lama, namun dikarenakan setiap pergantian kepemimpinan senantiasa terjadi perubahan paradigma, maka yang terjadi adalah ketidakjelasan dalam sistem yang diterapkan. Sementara di AS, sistem ekonominya yang bersumber dari aliran pemikiran liberal.

Max Weber : The protestant ethic and spirit of capitalism

Max Weber
The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism
            Dalam The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism, buku ini banyak menjelaskan mengenai masalah kebenaran dan interpretasi sejarah baik yang materialistis maupun yang idealistis sebagai pola-pola teoretis yang menyeluruh.
            Menurut Weber (dalam salim, 2002) bentuk rasionalitas manusia meliputi mean (alat) yang menjadi sasaran utama serta ends (tujuan) yang meliputi aspek cultural, sehingga dapat dinyatakan bahwa pada dasarnya orang besar mampu hidup dengan pola pikir yang rasional yang ada pada seperangkat alat yang dimiliki dan kebudayaan yang mendukung kehidupannya.
            Weber menyebutkan adanya empat tipe rasionalitas yang mewarnai perkembangan manusia. Empat tipe tersebut adalah:
1.      Traditional rationality (rasionalitas tradisional), berasal dari tradisi kehidupan masyarakat
2.      Affective rationality (rasionalitas afektif), bermuara dalam hubungan emosi atau perasaan yang sangat mendalam.
3.      Value oriented rationality (rasionalitas yang berorientasi pada nilai), rasionalitas masyarakat yang melihat nilai sebagai potensi atau tujuan hidup.
4.      Instrumental rationality (rasionalitas instrumental), manusia tidak hanya menentukan tujuan yang ingin dicapai, namuin ia secara rasional telah mampu menentukan alat (instrumen).
Etika Protestan dan Perkembangan Kapitalisme
            Menurutnya, perkembangan kapitalisme merupakan sebuah wujud perkembangan rasionalitas manusia. Etika Protestan, menurut Weber merupakan motor penggerak berkembangnya kapitalisme di Barat ini. Etika Protestan mengajarkan pada para pemeluknya bahwa untuk dapat mencapai kesuksesan didunia, manusia harus memiliki semangat, bekerja keras serta harus hidup hemat.
“Bekerja” dalam pandangan ini dianggap sebagai sebuah tugas suci. Pandangan inilah yang kemudian memunculkan semangat kapitalisme, sehingga semangat kapitalisme menurut Weber sebenarnya muncul dari proses perkembangan rasionalitas manusia.

Economic and Society
            Dalam Economic and society ini “rasionalisasi kehidupan sosial” menjadi cirri paling signifikan masyarakat modern. Weber menjelaskan tiga tipe besar aktivitas manusia, yaitu :
·         Tindakan tradisional yang terkait dengan adat-istiadat.
·         Tindakan afektif yang digerakkan oleh nafsu.
·         Tindakan rasional yang merupakan alat (instrument).
Menurut Weber tindakan rasional menjadi cirri masyarakat modern, yaitu mewujudkan dirinya sebagai pengusaha kapitalis, ilmuwan, konsumen atau pegawai yang bekerja/bertindak sesuai dengan logika tersebut.
Dalam economic and society Weber membahas berbagai jenis hubungan sosial yang berbeda-beda terutama bentuk-bentuk dominasi politik. Ia membahas tiga bentuk ideal tipe dominasi tersebut, yaitu :
·         Dominasi tradisional yang didasarkan pada legitimasi karena ciri sakralitas tradisi yang melekat padanya.
·         Dominasi karismatik yang merupakan dominasi suatu personalitas tertentu dan dikaruniai aura khusus.
·         Dominasi “legal-rasional” yang bertumpu pada kekuatan huku formal dan impersonal (bukan pada satu orang saja).

Sejarah Hello Kitty


Hello Kitty diciptakan oleh perancang dari Sanrio yang bernama Shimizu Ikuko pada tahun 1974 yang merupakan tahun kelahiran resmi Hello Kitty. Penjualan barang-barang Hello Kitty baru dimulai pada bulan Maret 1975. Barang Hello Kitty pertama dipasarkan berupa dompet kecil yang disebut Puchi Purse dengan harga 240 yen. Perusahaan Sanrio bahkan tidak lagi memiliki dompet Puchi Purse sampai mendapat sumbangan sebuah dompet Puchi Purse dari seorang kolektor yang sekarang dipamerkan di kantor perusahaan. Dompet Puchi Purse kemudian dibuat replikanya dan dijual sebagai barang dalam jumlah terbatas.
Karakter dalam barang Hello Kitty dari tahun 1974 sampai tahun 1975 belum diberi nama. Pada dompet Puchi Purse yang merupakan produk pertama hanya tertulis kata "Hello!" (tanpa tulisan "Kitty"). Pada awalnya orang Jepang mengenal karakter Kitty White sebagai "kucing putih tidak bernama," sampai akhirnya perusahaan memberi nama "Kitty" yang diambil dari nama kucing berbulu putih yang tampil dalam cerita Alice di Negeri Kaca (Through the Looking-Glass) oleh Lewis Carroll. Pada mulanya Kitty White tidak memiliki nama keluarga atau nama keluarganya tidak diumumkan, "White" sebagai nama keluarga baru ditambahkan di kemudian hari.
Pada produk-produk awalnya, Kitty selalu digambarkan sedang duduk dan baru pada tahun 1977 Kitty digambarkan berdiri.
Pada tahun 1996, Hello Kitty kembali menjadi populer secara mendadak di kalangan siswa putri sekolah menengah pertama dan sekolah menengah berkat penyanyi Jepang yang populer pada saat itu Kahara Tomomi mengaku sebagai penggemar berat Hello Kitty dalam salah satu acara televisi.
Di Jepang, kepopuleran Hello Kitty mencapai titik paling rendah di sekitar tahun 1980-an. Pada tahun 1980, Yonekubo Setsuko yang merupakan desainer generasi kedua digantikan oleh Yamaguchi Yūko yang masih memegang posisi desainer hingga sekarang. Penampilan karakter Kitty selalu diperbarui setiap tahun, bahkan penampilan Kitty berbeda-beda setiap pergantian musim. Perusahan juga mengubah target pemasaran dan melakukan berbagai macam inovasi agar angka penjualan yang tinggi dapat dipertahankan.
Penelitian mengenai kembalinya kepopuleran Hello Kitty di Jepang pada tahun 1996 belum pernah dilakukan orang, sehingga mungkin saja Hello Kitty kembali populer berkat jasa Kahara Tomomi atau mungkin juga Hello Kitty sudah lebih dulu populer tapi beritanya tidak diangkat oleh media massa. Dalam pernyataannya pada tahun 1997, direktur perusahaan Sanrio pernah mengakui bahwa Hello Kitty kembali populer di Jepang berkat Kahara Tomomi.
Pada tahun 2004, Kitty menjabat sebagai "teman khusus anak-anak" di UNICEF hingga tanggal 1 November 2004). Selain itu, Kitty juga pernah dua kali menjabat sebagai duta UNICEF, pertama pada tahun 1983 (UNICEF America Junior Ambassador) dan yang kedua kalinya di Jepang pada tahun 1994.
Di Amerika Serikat, Hello Kitty menjadi populer di akhir tahun 1990-an berkat beberapa orang selebritis seperti Mariah Carey yang menggunakan Hello Kitty sebagai gaya busana. Hello Kitty juga pernah menjadi maskot iklan untuk pasar swalayan Target. Ricky Martin, Cameron Diaz, Heidi Klum, Steven Tyler, Carmen Electra, Mandy Moore, Raven-Symoné, hingga Paris Hilton dan Nicky Hilton semuanya pernah terlihat menggunakan barang-barang Hello Kitty. Penyanyi Lisa Loeb merupakan penggemar berat Hello Kitty hingga salah satu albumnya diberi nama Hello Lisa yang dipersembahkan kepada Hello Kitty.


Selasa, 19 November 2013

salam perkenalan

haaii bloger..
perkenalkan nama saya Nurasiah Aisyah Zaldi panggil aja saya aisyah. saya kuliah di UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta semester satu jurusan komunikasi dan penyiaran islam. salam kenal ya samua :)